1. Perancangan atau pembuatan SDM Pendidikan bermula dari masalah
yang muncul dari lembaga pendidikan. Sebutkan masalah apa saja yang
sering dihadapi oleh lembaga pendidikan sehingga membutuhkan SIM.
Uraikan dengan menggunakan kerangka pemecahan masalah (problem solving),
yang terdiri dari: masalah, standar, yang telah terjadi, alternatif
pemecahan masalah, dan solusi.
Jawab
Masalah-masalah yang sering
dihadapi oleh lembaga pendidikan sehingga membutuhkan SIM diantaranya
adalah data pendaftaran siswa baru, data alumni atau lulusan, data
siswa pindahan, pengelolaan keuangan, kegiatan proses pembelajaran,
pengelolaan perpustakaan, administrasi kepegawaian yang meliputi data
guru dan karyawan maupun data mutasi guru, kegiatan ekstra dan intra
kurikuler siswa, hubungan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan
Dinas Pendidikan Provinsi serta hubungan kemitraan dengan dunia usaha
dan industri. Dengan adanya SIM (Sistem Informasi Manajemen) maka
manajemen pendidikan di sekolah dapat dilakukan dengan lebih mudah
terkontrol. Hal ini akan lebih baik jika SIM dirancang sesuai dengan
standar Jardiknas. Penggunanan SIM dalam dunia pendidikan sudah tidak
bisa ditawar-tawar lagi karena pesatnya pekembangan tekologi.
E-Commerce, E-Government, E-Education, E-Library dll yang berbasis
elektronika. Sehingga SIM Pendidikan menjadi faktor penting untuk
meningkatkan pelayanan sekaligus penghematan bagi pendidikan dan kini
telah menjadi salah satu standar mutu sebuah pendidikan.
Otomatisasi/komputerisasi sistem pelayanan dan sistem informasi
manajemen merupakan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah ini.
Banyak lembaga pendidikan dan pendidikan itu sendiri telah mendapat
manfaat dari perkembangan teknologi ini. Dengan kemajuan perkembangan
pendidikan di Indonesia, baik dari aspek administrasif atau teknologi,
maka proses pelayanan pendidikan di Indonesia dapat berlangsung secara
efektif dan efisien. Untuk mengembangkan mutu pendidikan dibutuhkan
beberapa fasilitas pendukung. Salah satu fasilitas pendukung tersebut
adalah aplikasi teknologi informasi dalam bidang sistem informasi
manajemen pendidikan. Oleh karenanya lembaga pendidikan dituntut untuk
cepat tanggap merespons costumer(peserta didik dan masyarakat) dengan
memberikan informasi yang mudah diakses, cepat serta transparan. Solusi
sederhananya adalah dengan membuat web blog. Web blog adalah website
pribadi yang menampilkan informasi, ide, dokumen maupun link intenet
yang gratis. Pada perkembangannya blog juga dapat dijadikan sarana
promosi barang atau jasa. Kelebihannya antara lain satu posting blog
dapat dibaca oleh pengunjung blog yang tak terbatas dan dapat memberikan
respon terhadap posting blog melalui koment yang dapat dituliskan pada
blog tersebut. Lembaga pendidikan dapat menekan biaya pembuatan
website, aplikasi web serta hal-hal yang rumit tentang HTML yang kurang
dipahami oleh staf lembaga pendidikan. Tidak akan ada lagi brosur yang
terbuang percuma serta tidak perlu keahlian khusus untuk memposting
artikel atau membuat blog. Bila lembaga pendidikan mempunyai modal yang
cukup besar bisa ditambah dengan pembuatan website sekaligus aplikasi
E-Learning bagi peserta didiknya. Dengan demikian maka informasi yang
ditampilkan akan lebih cepat, akurat, efisien serta ekonomis sehingga
anggaran dapat digunakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat.
2.
Buat satu contoh kasus Pendekatan Sistem yang memerlukan solusi untuk
pengembangan sistem, kondisi sistem ke sistem yang diinginkan(mengacu
pada CBIS).
Jawab
Manajer membuat keputusan untuk
memecahkan masalah, dan informasi di gunakan dalam membuat keputusan.
Informasi di sajikan dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu
pengolah informasi. Porsi komputer untuk mengolah informasi terdiri
dari area aplikasi berbasis komputer-SIA,SIM,DSS, kantor virtual dan
sistem berbasis pengetahuan. Kita menggunakan istilah sistem informasi
berbasis komputer (computer based information system) atau CBIS, untuk
menggambarkan lima subsistem yang menggunakan komputer.
Jumat, 24 November 2017
Contoh Kasus pada Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Kasus pada
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Sistem
informasi manajemen pendidikan (SIMDIK) sebenarnya adalah hasil penerapan
konsep sistem informasi manajemen (SIM) dalam organisasi pendidikan. Dengan
demikian, perbedaan pendapat terhadap definisi konsep SIM juga berimplikasi
pada definisi SIMDIK. Untuk memahami konsep SIM, diperlukan juga pemahaman
terhadap perkembangan konsep itu sendiri dari waktu ke waktu, enis dukungan
yang ditawarkan teknologi kepada SIM, serta aplikasi yang ada di dalamnya bervariasi
antara satu sistem dengan sistem yang lain dan terus berubah.
Perancangan
atau pembuatan SIM Pendidikan bermula dari masalah yang muncul dari lembaga
pendidikan. Sebutkan masalah apa saja yang sering dihadapi oleh lembaga
pendidikan sehingga membutuhkan SIM. Uraikan dengan menggunakan kerangka
pemecahan masalah (problem solving), yang terdiri dari: masalah pendidikan,
standart, yang telah terjadi, alternatif pemecahan masalah, dan solusi.
Masalah-masalah
yang sering dihadapi oleh lembaga pendidikan sehingga membutuhkan SIM
diantaranya adalah data pendaftaran siswa baru, data alumni atau lulusan, data
siswa pindahan, pengelolaan keuangan, kegiatan proses pembelajaran, pengelolaan
perpustakaan, administrasi kepegawaian yang meliputi data guru dan karyawan
maupun data mutasi guru, kegiatan ekstra dan intra kurikuler siswa, hubungan
dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Dinas Pendidikan Provinsi serta
hubungan kemitraan dengan dunia usaha dan industri. Dengan adanya SIM (Sistem
Informasi Manajemen) maka manajemen pendidikan di sekolah dapat dilakukan
dengan lebih mudah terkontrol. Hal ini akan lebih baik jika SIM dirancang
sesuai dengan standar Jardiknas.
Penggunanan
SIM dalam dunia pendidikan sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi karena pesatnya
pekembangan tekologi. E-Commerce, E-Government, E-Education, E-Library dll yang
berbasis elektronika. Sehingga SIM Pendidikan menjadi faktor penting untuk
meningkatkan pelayanan sekaligus penghematan bagi pendidikan dan kini telah
menjadi salah satu standar mutu sebuah pendidikan. Otomatisasi/komputerisasi
sistem pelayanan dan sistem informasi manajemen merupakan solusi yang tepat
untuk memecahkan masalah ini. Dengan cara sebagai berikut:
Perencaan
Strategik :
• Penetapan
tujuan organisasi
•
Pendefinisian sasaran, kebijakan dan pedoman umum yang mengarahkan alur untuk
organisasi.
Pengendalian
Manajemen :
• Teknik
perolehan, lokasi pabrik, produk baru
• Pemakaian
anggaran, laporan, perbedaan
Pengendalian
Operasional :
•
Pendayagunaan fasilitas dan sumber daya yang ada untuk menyelenggarakan
kegiatan. tetapi semua itu tidak dapat berjalan sebagaimana yang kita inginkan
jika system manajemen pada suatu pendidikan tidak diperhatikan lebih. Dalam
konteks ini kita membutuhkan SIM untuk menghasilkan manajemen yang baik, karena
dengan komputerisasi dapat mempermudah kita dalam mencari data” yang kita
butuhkan, sebenarnya kita sudah dimanjakan untuk mendapatkan data-data yang
begitu mudah. tapi terkadang kurangnya informasi yang dimiliki suatu institusi
tentang beberapa Sistem, seperti:SIM. padahal jika kita menggunakan SIM
manajemen kita jadi lebih tercontrol dengan baik karena di dalam SIM terdapat:
Reading (membaca), Input Imasukan), Output (keluaran), Sorting (menyortir),
Transmiting (memindahkan), Calculating (menghitung), Comparing
(membandingkan), dan Storing (menyimpan, Yang akhirnya membuat manajemen pada
suatu lembaga pendidikan dapat berjalan secara harmoni jika kita
mengimplementasikan hal-hal diatas.
Banyak
lembaga pendidikan dan pendidikan itu sendiri telah mendapat manfaat dari
perkembangan teknologi ini. Dengan kemajuan perkembangan pendidikan di
Indonesia, baik dari aspek administrasif atau teknologi, maka proses pelayanan
pendidikan di Indonesia dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Untuk mengembangkan
mutu pendidikan dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung. Salah satu fasilitas
pendukung tersebut adalah aplikasi teknologi informasi dalam bidang sistem
informasi manajemen pendidikan. Oleh karenanya lembaga pendidikan dituntut
untuk cepat tanggap merespon costumer(peserta didik dan masyarakat) dengan
memberikan informasi yang mudah diakses, cepat serta transparan.
Solusi
sederhananya adalah dengan membuat web blog. Web blog adalah website pribadi
yang menampilkan informasi, ide, dokumen maupun link intenet yang gratis,
seperti:blogspot,tumblrn dan wordpress. Pada perkembangannya blog juga dapat
dijadikan sarana promosi barang atau jasa, karena blog mempunyai sifat open
source jadi siapaun boleh mengembakannya dan bebas mengubah” feature serta contentnya
sesuai dengan yang kita inginkan hingga menghasilkan sesuatu yang menarik.
Kelebihannya antara lain satu posting blog dapat dibaca oleh pengunjung blog
yang tak terbatas dan dapat memberikan respon terhadap posting blog melalui
koment yang dapat dituliskan pada blog tersebut, yang akhirnya dapat membangun
wawasan kita pribadi sesuai dengan yang kita harapkan. Lembaga pendidikan dapat
menekan biaya pembuatan website, aplikasi web serta hal-hal yang rumit tentang
HTML yang kurang dipahami oleh staff lembaga pendidikan. Tidak akan ada lagi
brosur yang terbuang percuma serta tidak perlu keahlian khusus untuk memposting
artikel atau membuat blog. Bila lembaga pendidikan mempunyai modal yang cukup
besar bisa ditambah dengan pembuatan website sekaligus aplikasi E-Learning bagi
peserta didiknya, karena dengan Electronic Learning kita dapat mengaksesnya
dengan mudah melalui internet dan siswapun lebih mudah untuk belajar karena
guru cukup menguploud materi atau tugasnya melalui Internet. Dengan demikian
maka informasi yang ditampilkan akan lebih cepat, akurat, efisien serta
ekonomis sehingga anggaran dapat digunakan untuk keperluan lain yang lebih
bermanfaat.
Buat satu
contoh kasus Pendekatan Sistem pada perusahaan yang memerlukan solusi untuk
pengembangan sistem, kondisi sistem ke sistem yang diinginkan(mengacu pada
SIM):
Manajer
membuat keputusan untuk memecahkan masalah, dan informasi di gunakan dalam
membuat keputusan. Informasi di sajikan dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh
suatu pengolah informasi. Porsi komputer untuk mengolah informasi terdiri dari
area aplikasi berbasis komputer-SIA,SIM,DSS, kantor virtual dan sistem berbasis
pengetahuan. Kita menggunakan istilah sistem informasi Manajemen(SIM) untuk
menggambarkan hal apa saja yang harus kita lakukan untuk mengatur manajemen
yang baik pada suatu system dengan cara sebagai berikut:
1. Planning.
Manager merencanakan (plan) apa yang akan mereka lakukan.
2.
Organizing. Kemudian, mengorganisasikan (organize) untuk mencapai rencana
tersebut.
3. Staffing.
Selanjutnya, mereka menyusun staf (staff) organisasi mereka dengan sumber daya
yang diperlukan.
4.
Directing. Dengan sumber daya yang ada mereka mengarahkan (direct) untuk
melaksanakan rencana.
5.
Controlling. Akhirnya mereka mengendalikan (control) sumber daya, menjaganya
agar tetap beroperasi secara optimal.
Setelah kita
melakukan hal” diatas kita dapat menentukan hal apa yg lebih diprioritaskan
untuk dimulai terlebih dahulu agar system manajemen pada suatu perusahaan
berjalan secara seimbang, dengan cara menyeleksi tetapi disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan, maka akan menghasilkan manajemen yang baik. jika sudah
diseleksi maka kita dapat melakukan langkah pertama yang akan kita lakukan
dengan cara menyusunnya secara sistematis tetapi berdasarkan dari 5 cara
tersebut.
Sumber:http://kurniawanharman.blogspot.com/2011/11/tugas-sistem-informasi-manajemen-2.html
Selasa, 24 Oktober 2017
SISTEM INFORMASI PT.SAMSUNG
Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
menurut O’Brien (2002) dikatakan bahwa SIM adalah suatu sistem terpadu yang
menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi
pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan
menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi
tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen (Wikipedia, 2010).
Sejarah awal tentang PT.SAMSUNG
Berawal
dari bisnis ekspor kecil di Taegu, Korea, Samsung telah tumbuh menjadi salah
satu perusahaan elektronik terkemuka di dunia, dengan spesialisasi pada media
dan peralatan digital, semikonduktor, memori, dan integrasi sistem. Kini
proses dan produk inovatif dan berkualitas Samsung telah diakui di dunia. Itu
semua menjadi tonggak utama dalam sejarah Samsung, menunjukkan bagaimana
perusahaan ini telah mengembangkan jajaran dan pencapaian produknya,
meningkatkan pendapatan dan saham pasarnya, dan mengikuti misinya untuk
memberikan hidup yang lebih baik bagi pelanggan di seluruh dunia.
1980-1989 : Memasuki Pasar Global
Bisnis
teknologi inti Samsung mengalami diversifikasi dan dikembangkan secara global
pada akhir 1970an dan awal 1980an. Pada 1978, Samsung Semiconductor dan Samsung
Electronics menjadi kesatuan yang terpisah. Samsung Aerospace Industries (kini
Samsung Techwin) diluncurkan pada Februari 1987, dan Samsung berhasil
mengembangkan teknologi angkasa luar dengan kecepatan tiada banding.
Samsung juga memasuki bisnis pengembangan sistem, dengan mendirikan Samsung Data Systems pada tahun 1985 (kini dikenal sebagai Samsung SDS) yang menjadi pemimpin untuk Teknologi Informasi termasuk layanan integrasi sistem, manajemen sistem, konsultasi, dan jaringan. Fokus Samsung yang semakin meningkat pada teknologi menghasilkan didirikannya dua institut penelitian dan pengembangan perusahaan (R&D) yang membantu mengembangkan jangkauannya lebih jauh ke dalam elektronika, semikonduktor, chemical high polymer, genetic engineering, telekomunikasi optik, aerospace, dan bidang teknologi baru dari nanoteknologi untuk mengembangkan arsitektur jaringan.
Pada 19 November 1987, Pendiri Samsung Byung-Chull Lee meninggal dunia setelah hampir lima puluh tahun memimpin perusahaan. Anak laki-lakinya, Kun-Hee Lee menggantikannya sebagai Chairman baru. Selama periode ini, Samsung memiliki tantangan untuk me-restrukturisasi bisnis lama dan memasuki bisnis baru dengan tujuan untuk menjadi salah satu dari lima perusahaan elektronik teratas dunia.
1989
|
|
1988
|
|
1987
|
|
1986
|
|
1984
|
|
1983
|
|
1982
|
|
1981
|
|
1980
|
|
Samsung
Electronics berencana untuk menghadirkan produk terbaru yang masih berbasis
Galaxy, S4, di Mobile World Congress (MWC) di bulan Februari tahun depan,
seperti dinyatakan para pejabat perusahaan dan pemasok lokal bagian kepada The
Korea Times, Minggu lalu.Seorang pejabat perusahaan yang menolak disebutkan
namanya, mengatakan kepada situs berita harian perusahaan bahwa “siap” untuk
mengungkap S4 Galaxy di Barcelona tahun depan, dan perangkat baru ini
diharapkan untuk mendobrak pasar global dan ditargetkan paling lambat sebulan
kemudian.
Jadwal telah dirilis tiga hari setelah saingan raksasa elektronik Korea, Apple memperkenalkan iPhone 5 , yang telah menerima tanggapan yang beragam dari para ahli industri dan konsumen yang tampaknya kurang dalam fitur revolusioner. Pejabat itu juga mengatakan peluncuran produk terbaru ini disebabkan karena smartphone ini telah direncanakan sembilan bulan setelah Galaxy S3, dan akan lebih dari cukup untuk mengekang iPhone terbaru Apple, yang kompatibel dengan long-term evolution (LTE) jaringan. Penjualan Galaxy S3 telah dilaporkan memukul 20 juta hanya dalam waktu tiga bulan peluncurannya, menurut perusahaan pada awal September lalu. Galaxy baru ini diharapkan menjadi handset perusahaan yang paling kuat dalam hal spesifikasi hardware dan software kemajuan, katanya.
Jadwal telah dirilis tiga hari setelah saingan raksasa elektronik Korea, Apple memperkenalkan iPhone 5 , yang telah menerima tanggapan yang beragam dari para ahli industri dan konsumen yang tampaknya kurang dalam fitur revolusioner. Pejabat itu juga mengatakan peluncuran produk terbaru ini disebabkan karena smartphone ini telah direncanakan sembilan bulan setelah Galaxy S3, dan akan lebih dari cukup untuk mengekang iPhone terbaru Apple, yang kompatibel dengan long-term evolution (LTE) jaringan. Penjualan Galaxy S3 telah dilaporkan memukul 20 juta hanya dalam waktu tiga bulan peluncurannya, menurut perusahaan pada awal September lalu. Galaxy baru ini diharapkan menjadi handset perusahaan yang paling kuat dalam hal spesifikasi hardware dan software kemajuan, katanya.
Para
eksekutif dari pemasok lokal Samsung sebagian juga mengatakan ponsel baru
perusahaan “pasti menggunakan” jaringan LTE, merek prosesor Exynos- quad-core
chip. Seperti Saat ini, S3 menggunakan kedua Exynos Samsung dan prosesor
Snapdragon Qualcomm. Ukuran layar S4 dikabarkan 5 inci dari ukuran layar 4,8
inci saat S3, sementara fitur telepon akan menggunakan software Google
Android dan olahraga sebuah light emitting diode organik (OLED) display, kata
pejabat itu.
“Samsung
telha menjadwalkan 1 tahun membuat produk baru dan Galaxy S4 akan menjadi yang
pertama untuk menyesuaikan strategi itu. S4 akan melihat beberapa perubahan
eksternal, tetapi mempertahankan bentuk populer persegi panjang dengan konsep
sudut membulat,” kata seorang pejabat dari salah satu yang lokal Samsung mitra
mengatakan kepada The Korea Times. Berikut ini laporan bulan lalu bahwa
perusahaan saat ini sedang dalam pembicaraan dengan operator besar Amerika
untuk menerapkan desain ponsel dimodifikasi untuk menghindari pelanggaran
paten.
Heidelberg, Honeywell, dan Eaton :
Menggunakan Teknologi Informasi untuk Membangun Produk dan Layanan Pintar
Dalam dunia saat ini, perusahaan manufaktur manapun yang
belum tersadar akan fakta bahwa mereka harus menjadi sebuah layanan bisnis
sekarang sedang menderita. Sayangnya, banyak bisnis yang masih berpikir bahwa
mereka menghasilkan sesuatu dan menyatakan ukuran keberhasilan mereka hanya
semata-mata pada “produk”. Bahkan pesaing mereka yang sudah paham sebelumnya,
yang sudah mulai menambahkan jasa yang bernilai pada produk mereka dan
memperoleh hasil secara langsung dari jasa tersebut, menikmati sebuah
keuntungan yang sementara. Mereka mungkin dapat meningkatkan hubungan dengan
pelanggan mereka dengan menjalankan berbagai tugas, seperti pemeliharaan dan
penambahan pasokan, tetapi hal itu hanya sementara. Layanan yang pintar bukan
hanya memelihara dan memperbarui perusahaan, tetapi diberikan bersama dengan
produk mereka dalam bentuk nilai bagi pelanggan dan efisiensi biaya yang mereka
hasilkan untuk penyedia. Untuk menyediakan hal tersebut, perusahaan harus
menggunakan teknologi informasi untuk membangun “produk yang pintar” produk
dengan kesadaran dan konektivitas ke dalam produk mereka sendiri.
Perhatikan Heidelberger Druckmaschinen AG dari Jerman
(umumnya dikenal dengan Heidelberg), pembuat mesin cetak pencetakan modern
nomor satu dan penghasil media cetak di seluruh dunia. Heidelberg menemukan
bahwa mereka dapat memberikan pemeliharaan yang lebih efektif dalam biaya
dengan produk pintar ini. Dengan perangkat pintar tersebut, Heidelberg sekarang
menawarkan dukungan penuh dari produknya yang dapat diperluas, misalkan,bahkan
hingga pemindahan dan penjualan kembali mesinnya. Dengan demikian, kemampuan
mengawasi sendiri dan jaringan yang disertakan dalam produknya memberikan
sebuah kesempatan strategis bagi Heidelberg untuk menggunakan teknologi
informasi menjadi rekan pelanggannya dalam kegiatan operasi yang berhasil
sementara mengurangi biaya dan menciptakan sumber pemasukan baru untuk
layanan pintar.
Pertanyaan Studi Kasus
1. Mengapa perusahaan
manufaktur harus membangun produk yang pintar dan menyediakan jasa yang pintar?
Apa manfaat bisnis yang bisa diperoleh? Berikan beberapa contoh selain yang
diberikan dalam kasus ini.
Jawaban
:
Karena
seperti yang kita ketahui layanan yang pintar yang menyangkut atas membangun
produk yang pintar dan jasa yang pintar bukan hanya memelihara dan memperbarui
perusahaan saja, baik itu perusahaan manufaktur atau perusahaan lainnya,
kemudian memberikan manfaat yang diberikan bersama dengan produk mereka dalam
bentuk nilai bagi pelanggan dan efisiensi biaya yang mereka hasilkan untuk
penyedia. Untuk menyediakan hal tersebut, perusahaan harus menggunakan
teknologi informasi untuk membangun produk pintar.
source : http://manajemen4b1.blogspot.co.id/2017/03/sistem-informasi-ptsamsung-kelompok-1.html
Selasa, 18 Juli 2017
Gaya-Gaya Kepemimpinan
1.Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya
ini kadang-kadang dikatakan kepemimpinan terpusat pada diri pemimpin
atau gaya direktif. Gaya ini ditandai dengan sangat banyaknya petunjuk
yang datangnya dari pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali
tidak adanya peran serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan. Pemimpin secara sepihak menentukan peran serta apa,
bagaimana, kapan, dan bilamana berbagai tugas harus dikerjakan. Yang
menonjol dalam gaya ini adalah pemberian perintah.
Pemimpin
otokratis adalah seseorang yang memerintah dan menghendaki kepatuhan.
Ia memerintah berdasarkan kemampuannya untuk memberikan hadiah serta
menjatuhkan hukuman. Gaya kepemimpinan otokratis adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan
semata-mata diputuskan oleh pimpinan.
Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis adalah sebagai berikut:
• Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin
• Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin;
• Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin;
• Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan;
• Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat;
• Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran pertimbangan atau pendapat;
•
Lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi dan kesetiaan
sempurna dari bawahan tanpa syarat, dan cenderung adanya paksaan,
ancaman, dan hukuman.
2.Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya
kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara
pimpinan dan bawahan.
Gaya
ini kadang-kadang disebut juga gaya kepemimpinan yang terpusat pada
anak buah, kepemimpinan dengan kesederajatan, kepemimpinan konsultatif
atau partisipatif. Pemimpin kerkonsultasi dengan anak buah untuk
merumuskan tindakan keputusan bersama.
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
a.Wewenang pemimpin tidak mutlak;
b.Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan;
c. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan;
d.Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan;
e.Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan secara wajar;
f. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan;
g.
Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan
atau pendapat; Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih
bersifat permintaan dari pada intruksi;
h.Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling percaya, saling menghormati.
3. Gaya Kepemimpinan Delegatif
Gaya Kepemimpinan delegatif dicirikan dengan jarangnya pemimpin
memberikan arahan, keputusan diserahkan kepada bawahan, dan diharapkan
anggota organisasi dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri
(MacGrefor, 2004). Gaya Kepemimpinan adalah suatu ciri khas
prilaku seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin.
Dengan demikian maka gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat
dipengaruhi oleh karakter pribadinya. Kepemimpinan delegatif adalah
sebuah gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pimpinan kepada bawahannya
yang memiliki kemampuan, agar dapat menjalankan kegiatannya yang untuk
sementara waktu tidak dapat dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai
sebab. Gaya kepemimpinan delegatif sangat cocok dilakukan jika staf yang
dimiliki memiliki kemampuan dan motivasi yang tinggi. dengan demikian
pimpinan tidak terlalu banyak memberikan instruksi kepada bawahannya,
bahkan pemimpin lebih banyak memberikan dukungan kepada bawahannya.
4.Gaya Kepemimpinan Birokratis
Gaya
ini dapat dilukiskan dengan kalimat “memimpin berdasarkan peraturan”.
Perilaku pemimpin ditandai dengan keketatan pelaksanaan prosedur yang
berlaku bagi pemipin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis pada
umumnya membuat keputusan-keputusan berdasarkan aturan yang ada secara
kaku tanpa adanya fleksibilitas. Semua kegiatan hampir terpusat pada
pimpinan dan sedikit saja kebebasan orang lain untuk berkreasi dan
bertindak, itupun tidak boleh lepas dari ketentuan yang ada.
Adapun karakteristik dari gaya kepemimpinan birokratis adalah sebagai berikut:
a.Pimpinan
menentukan semua keputusan yang bertalian dengan seluruh pekerjaan dan
memerintahkan semua bawahan untuk melaksanakannya;
b. Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan melakukan tugas;
c.Adanya sanksi yang jelas jika seorang bawahan tidak menjalankan tugas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditentukan.
5.Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Gaya
ini mendorong kemampuan anggota untuk mengambil inisiatif. Kurang
interaksi dan kontrol yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini
hanya bias berjalan apabila bawahan memperlihatkan tingkat kompetensi
dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran cukup tinggi.
Dalam
gaya kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali menggunakan kekuasaannya
atau sama sekali membiarkan anak buahnya untuk berbuat sesuka hatinya.
Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan Laissez Faire adalah sebagai berikut:
•
Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam melaksanakan
tugas-tugas, tetapi dengan hati-hati diberi batasan serta berbagai
produser;
•
Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya diberikan
hadiah atau penghargaan, di samping adanya sanksi-sanksi bagi mereka
yang kurang berhasil, sebagai dorongan;
• Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana yang baik secara umum manajer bertindak cukup baik;
•
Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang berkaitan dengan
tugas-tugas atau perintah, dan sebaliknya para bawahan diberikan
kebebasan untuk memberikan pendapatannya.
6.Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah
gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang
diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan
tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut,
sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
Tipe
kepemimpinan yang otoriter biasanya berorientasi kepada tugas. Artinya
dengan tugas yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi,
maka kebijaksanaan dari lembaganya ini akan diproyeksikan dalam
bagaimana ia memerintah kepada bawahannya agar kebijaksanaan tersebut
dapat tercapai dengan baik. Di sini bawahan hanyalah suatu mesin yang
dapat digerakkan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang
datang dari bawahan sama sekali tak pernah diperhatikan.
7.Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya
kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang
tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Tipe
kepemimpinan demokratis merupakan tipe kepemimpinan yang mengacu pada
hubungan. Di sini seorang pemimpin selalu mengadakan hubungan dengan
yang dipimpinnya. Segala kebijaksanaan pemimpin akan merupakan hasil
musyawarah atau akan merupakan kumpulan ide yang konstruktif. Pemimpin
sering turun ke bawah guna mendapatkan informasi yang juga akan berguna
untuk membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan selanjutnya.
8.Gaya Kepemimpinan Karismatis
Kelebihan
gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka
terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya
pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat
menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin,
kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan
peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang
untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang
datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan
ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si
pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.
9.Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Kelebihan
gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya.
Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan
dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin
dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas!
Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran
dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini.
Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun
kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan
yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak.
Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si
pemimpin.
10.Gaya Kepemimpinan Otoriter
Tipe
kepemimpinan yang otoriter biasanya berorientasi kepada tugas. Artinya
dengan tugas yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi,
maka kebijaksanaan dari lembaganya ini akan diproyeksikan dalam
bagaimana ia memerintah kepada bawahannya agar kebijaksanaan tersebut
dapat tercapai dengan baik. Di sini bawahan hanyalah suatu mesin yang
dapat digerakkan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang
datang dari bawahan sama sekali tak pernah diperhatikan.
Kelebihan
model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak
ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika
dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan,
yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan
sistematis.Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan
kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak
pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.
11.Gaya Kepemiminan Moralis
Kelebihan
dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan
sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap
permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk
kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena
kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya. Kelemahan dari
pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat
tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa
sangat menyenangkan dan bersahabat.
Jika saya
menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya kepemimpinan
demokratis.Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini permasalahan
dapat di selesaikan dengan kerjasama antara atasan dan bawahan. Sehingga
hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin dengan baik.
12.Gaya Kepemimpinan Administratif
Gaya kepemimpinan tipe ini terkesan kurang inovatif dan telalu kaku
pada aturan. Sikapnya konservatif serta kelihatan sekali takut dalam
mengambil resiko dan mereka cenderung mencari aman. Model kepemimpinan
seperti ini jika mengacu kepada analisis perubahan yang telah kita
bahas sebelumnya, hanya cocok pada situasi Continuation, Routine change, serta Limited change.
13.Gaya kepemimpinan analitis (Analytical).
Dalam
gaya kepemimpinan tipe ini, biasanya pembuatan keputusan didasarkan
pada proses analisis, terutama analisis logika pada setiap informasi
yang diperolehnya. Gaya ini berorientasi pada hasil dan menekankan pada
rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka panjang. Kepemimpinan
model ini sangat mengutamakan logika dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang masuk akal serta kuantitatif.
14.Gaya kemimpinan asertif (Assertive).
Gaya
kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif dan mempunyai perhatian yang
sangat besar pada pengendalian personal dibandingkan dengan gaya
kepemimpinan lainnya. Pemimpin tipe asertif lebih terbuka dalam konflik
dan kritik. Pengambilan keputusan muncul dari proses argumentasi dengan
beberapa sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang memuaskan.
15.Gaya kepemimpinan entrepreneur.
Gaya
kepemimpinan ini sangat menaruh perhatian kepada kekuasaan dan hasil
akhir serta kurang mengutamakan pada kebutuhan akan kerjasama. Gaya
kepemimpinan model ini biasannya selalu mencari pesaing dan menargetkan
standar yang tinggi.
16.Gaya Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan
visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti
pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota
perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha
yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas. Kepemimpinan Visioner
memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner setidaknya harus
memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus
(1992), yaitu:
1.Seorang
pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara
efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. Hal ini
membutuhkan pemimpin untuk menghasilkan “guidance, encouragement, and
motivation.”
2.Seorang
pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan
bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Ini termasuk,
yang plaing penting, dapat "relate skillfully" dengan orang-orang kunci
di luar organisasi, namun memainkan peran penting terhadap organisasi
(investor, dan pelanggan).
3.Seorang
pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi
praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Seorang pemimpin dalam
hal ini harus terlibat dalam organisasi untuk menghasilkan dan
mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan dengan mempersiapkan dan
memandu jalan organisasi ke masa depan (successfully achieved vision).
4.
Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan "ceruk"
untuk mengantisipasi masa depan. Ceruk ini merupakan ssebuah bentuk
imajinatif, yang berdasarkan atas kemampuan data untuk mengakses
kebutuhan masa depan konsumen, teknologi, dan lain sebagainya. Ini
termasuk kemampuan untuk mengatur sumber daya organisasi guna
memperiapkan diri menghadapi kemunculan kebutuhan dan perubahan ini.
Dalam
era turbulensi lingkungan seperti sekarang ini, setiap pemimpin harus
siap dan dituntut mampu untuk melakukan transformasi terlepas pada
gaya kepemimpinan apa yang mereka anut. Pemimpin harus mampu mengelola
perubahan, termasuk di dalamnya mengubah budaya organiasi yang tidak
lagi kondusif dan produktif. Pemimpin harus mempunyai visi yang tajam,
pandai mengelola keragaman dan mendorong terus proses pembelajaran
karena dinamika perubahan lingkungan serta persaingan yang semakin
ketat.
17.Gaya Kepemimpinan Situasional
kepemimpinan situasional adalah “a leadership contingency theory that focuses on followers readiness/maturity”.
Inti dari teori kepemimpinan situational adalah bahwa gaya kepemimpinan
seorang pemimpin akan berbeda-beda, tergantung dari tingkat kesiapan
para pengikutnya.
Pemahaman
fundamen dari teori kepemimpinan situasional adalah tentang tidak adanya
gaya kepemimpinan yang terbaik. Kepemimpinan yang efektif adalah
bergantung pada relevansi tugas, dan hampir semua pemimpin yang sukses
selalu mengadaptasi gaya kepemimpinan yang tepat.
Efektivitas
kepemimpinan bukan hanya soal pengaruh terhadap individu dan kelompok
tapi bergantung pula terhadap tugas, pekerjaan atau fungsi yang
dibutuhkan secara keseluruhan. Jadi pendekatan kepemimpinan
situasional fokus pada fenomena kepemimpinan di dalam suatu situasi yang
unik.
Dari cara pandang ini,
seorang pemimpin agar efektif ia harus mampu menyesuaikan gayanya
terhadap tuntutan situasi yang berubah-ubah. Teori kepemimpinan
situasional bertumpu pada dua konsep fundamental yaitu:tingkat kesiapan/kematanganindividu atau kelompok sebagai pengikut dangaya kepemimpinan.
18.Kepemimpinan (Traits model of ledership)
Kepemimpinan ini pada tahap awal mencoba meneliti tentangwatak individu yang melekat pada diri para pemimpin, seperti misalnya:kecerdasan,kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, statussosial ekonomi mereka dan lain-lain (Bass 1960, Stogdill 1974).
Pada
umumnya studi-studi kepemimpinan pada tahap awal mencoba meneliti
tentang watak individu yang melekat pada diri para pemimpin, seperti
misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan
berbicara, kesupelan dalam bergaul, status sosial ekonomi mereka dan
lain-lain. Terdapat enam kategori faktor pribadi yang membedakan antara
pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi, tanggung jawab,
partisipasi, status dan situasi. Namun demikian banyak studi yang
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang membedakan antara pemimpin dan
pengikut dalam satu studi tidak konsisten dan tidak didukung dengan
hasil-hasil studi yang lain. Disamping itu, watak pribadi bukanlah
faktor yang dominant dalam menentukan keberhasilan kinerja manajerial
para pemimpin. Hingga tahun 1950-an, lebih dari 100 studi yang telah
dilakukan untuk mengidentifikasi watak atau sifat personal yang
dibutuhkan oleh pemimpin yang baik, dan dari studi-studi tersebut
dinyatakan bahwa hubungan antara karakteristik watak dengan efektifitas
kepemimpinan, walaupun positif, tetapi tingkat signifikasinya sangat
rendah.
19.Kepemimpinan Militeristik
Tipe
pemimpin seperti ini sangat mirip dengan tipe pemimpin otoriter yang
merupakan tipe pemimpin yang bertindak sebagai diktator terhadap para
anggota kelompoknya.Adapun sifat-sifat dari tipe
kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem
perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang
bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat
menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran
yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari
bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan
kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung
searah.
Langganan:
Postingan (Atom)